Dalam dunia perkaceran dikenal pemeo bahwa “bukan kacer
jika tidak pernah mbagong”. Artinya, mbagong merupakan karakter alami
burung kacer. Burung jawara pun sesekali dapat mbagong di rumah. Jadi,
yang diperlukan di sini bagaimana menekan potensi mbagong, terutama
membuatnya stabil di arena lomba. Berikut ini tips menstabilkan
penampilan kacer di arena lomba, berdasarkan pengalaman H Arifin, kicaumania asal Punggul, Sidoarjo.
Menurut Om Arifin, mencari kacer yang gacor relatif mudah. Tetapi
yang sulit justru mencari burung yang stabil setiap bertarung. Saat ini
dia memiliki gaco yang gacor dan stabil di lapangan. Namanya kacer
Libaz, dan sudah beberapa kali menjuara lomba di kelasnya, terutama di
Blok Timur.
Yang menarik, Libaz termasuk kacer yang jarang mandi. Bahkan, menurut
pengakuan Om Arifin, gaco ini hanya mandi dua kali dalam seminggu,
dengan jadwal tetap, yaitu hari Senin dan Jumat.
Penjemuran pukul 07.00 – 12.00
—
Karena itu, perawatan hariannya relatif mudah. Setiap pagi, burung
langsung dikeluarkan dan diberi 10 ekor jangkrik. Usai sarapan extra fooding (EF) jangkrik, sekitar pukul 07.00, Libaz langsung dijemur hingga pukul 12.00.
Tepat pukul 12.00, acara penjemuran berakhir dan burung
diangin-anginkan sebentar, sambil diberi lagi 10 ekor jangkrik. Setelah
itu, Libaz langsung dikerodong hingga sore.
Sore hari, Libaz dikeluarkan untuk diangin-anginkan, sekaligus
mendapat menu jangkrik lagi, kali ini cukup 3 ekor saja. Usai makan,
burung kembali dikerodong.
Ya, seperti itulah rawatan harian yang biasa dilakukan Om Arifin
terhadap gaconya. Tetapi pada hari Senin dan Jumat, seperti dijelaskan
sebelumnya, burung dimandikan sebelum dijemur pukul 07.00.
Full kroto sejak Sabtu sore
—
Sehari menjelang lomba (H-1), atau Sabtu, burung diistirahatkan
seharian supaya staminanya prima saat berlaga esok hari. Sabtu sore, Om
Arifin biasa memberikan EF lain, yaitu kroto segar, secara ad libitum alias sekenyangnya.
“Tujuannya agar kondisi burung betul-betul fit, tetap sehat, serta
puomnya simpanan energi untuk esok hari,” kata Om Arifin, seperti dikutip Agrobur. Menurut dia, pemberian kroto secara full inilah yang membuat penampilan Libaz selalu ngotot saat di lapangan.
Ayah empat anak ini berpendapat, kacer termasuk burung show.
Untuk mendukung aksinya di arena lomba, burung jelas membutuhkan energi
tinggi. Kroto bukan sekadar kaya protein, tetapi juga salah satu sumber
energi metabolisme tinggi.
Pada Hari-H, Libaz sarapan dulu dengan 10 ekor jangkrik, kemudian
dibawa ke lapangan. Kalau mau turun di sesi kedua, burung kembali
digelontor 2 – 3 ekor jangkrik. Demikian pula jika mau tampil di sesi
ketiga dan seterusnya.
“Biasanya, penampilan Libaz pada sesi kedua dan ketiga lebih stabil,
lebih ngotot, dan tambah panas daripada sesi perdana,” tambah pengusaha
baju muslim tersebut.
Apakah porsi jangkrik yang menggunakan pola 10 – 10 – 3 untuk rawatan
harian ini dapat diterapkan pada kacer lain? Semuanya itu tergantung
dari selera perawatnya, dan terutama disesuaikan dengan karakter burung.
Om Arifin berpendapat, setelan EF pada kacer sebenarnya tak terlalu
mempengaruhi, apalagi sampai mengubah, karakter burung. Tetapi, extra fooding
sangat bermanfaat untuk menjaga stamina kacer agar selalu fit dan
sehat, stabil di lapangan, dan memiliki power saat bertempur menghadapi
musuh-musuhnya.
Semoga bermanfaat.
Sumber : Om Kicau
Extra fooding alternatif pengganti jangkrik hidup untuk kacer. Praktis, lebih higienis, telah teruji kandungan nutrisinya dan terbukti disukai kacer
BalasHapusKlik link dibawah ini untuk info detailnya
Extra fooding alternatif pengganti jangkrik hidup untuk kacer