Kamis, 14 Maret 2013

Mencegah kegemukan pada anis kembang

Burung yang mengalami kegemukan memang akan menjadi masalah tersendiri baik bagi kondisi kesehatan maupun kualitas suaranya. Selain menjadi malas bunyi, volume suaranya juga cenderung menurun. Sebenarnya hampir semua jenis burung kicauan berpotensi mengalami kegemukan, ketika muncul faktor pemicunya dan tak segera ditangani. Salah satunya adalah anis kembang. Artikel kali ini membahas cara perawatan anis kembang yang sedang mengalami obesitas yang bisa mengganggu kesehatan dan aktivitas kesehariannya.

Tangani kegemukan sebelum terlambat.
Tangani kegemukan sebelum terlambat.
Tidak semua anis kembang yang bertubuh besar mengalami kegemukan. Terkadang kita kesulitan membedakan antara burung yang postur tubuh dari sononya memang besar dan burung yang mengalami obesitas atau kegemukan.
Sebab anis kembang di Indonesia memiliki wilayah persebaran cukup luas, mulai dari Kalimantan, Jawa, serta Bali dan Nusa Tenggara (Lombok, Sumbawa, Flores, hingga Timor). Untuk mengetahui jenis anis kembang berdasarkan asal daerahnya.
Untuk mengetahui anis kembang yang mengalami kegemukan, sebenarnya dapat dilihat dari warna kulit di bagian dada, perut, dan lehernya. Jika benar anis kembang kesayangan Anda mengalami kegemukan, maka warna kulit di daerah tersebyt terlihat kekuningan, sebagai akibat dari timbunan lemak. Burung dalam kondisi normal, alias tidak kegemukan, warna kulit di bagian dada, perut, dan leher cenderung kemerahan.
SELAIN KICAUAN YANG BERKURANG KEGEMUKAN BERESIKO MUNCULNYA PENYAKIT LAIN
Kegemukan (obesitas) menyebabkan performa suara anis kembang menurun.
Beberapa penyebab kegemukan pada AK
Penyebab kegemukan pada anis kembang (AK) sangat beragam. Selama ini, masih ada anggapan bahwa salah satu penyebabnya adalah pemberian extra fooding (EF) yang berlebihan. Sebenarnya penyebabnya bukan itu, karena kandungan protein dalam EF cukup tinggi, yang justru berperan dalam pembentukan otot.
Pada setiap individu burung, faktor pemicu atau penyebab ini bisa bersifat tunggal, tetapi bisa juga akibat dua faktor pemicu atau lebih. Berikut ini beberapa penyebab kegemukan pada anis kembang :
1. Burung jarang dilatih untuk bergerak
Secara naluriah, seekor burung di alam liar akan selalu bergerak dari satu pohon ke pohon lain untuk mencari makanan, atau sekadar berinteraksi dengan pasangan, anaknya, atau burung sejenis. Dalam sangkar harian maupun kandang penangkaran, gerakan burung relatif terbatas. Meski demikian, burung piaraan tetap bisa menunjukkan aktivitasnya, seperti meloncat dari dasar sangkar ke tangkringan (atau sebaliknya).
Namun keaktifan burung berbeda-beda sesuai dengan karakter dasarnya. Ada yang super lincah, standar, dan ada juga yang terlihat ogah-ogahan, meski semuanya dalam keadaan sehat. Burung super lincah, dalam keadaan sakit, biasanya mengalami penurunan aktivitas.
Ketika burung sehat terlihat malas-malasan, sementara ia setiap hari menerima makanan yang pasti mengandung karbohidrat dan lemak, maka sangat dimungkinkan ketiga nutrisi (kandungan gizi) tersebut menjadi berlebihan. Karbohidrat yang berlebih akibat jarang digunakan burung untuk bergerak akan disimpan di bawah permukaan kulit dalam bentuk lemak. Demikian pula kandungan lemak yang berlebih. Jadi, timbunan lemak bisa berasal dari karbohidrat dan lemak itu sendiri.
Timbunan lemak itulah yang pada beberapa daerah tertentu seperti dada, perut, dan lehernya akan terlihat nyata, berwarna kekuningan. Sebenarnya kalau diamati lebih jauh, timbunan lemak itu hampir menyebar ke seluruh bagian tubuh, misalnya bagian paha, daerah perbatasan perut dan kloaka (vent), pangkal ekor, dan sebagainya.
Anis kembang yang terbiasa mandi di bak / karamba mandi umumnya jarang mengalami obesitas. Mengapa? Sebab aktivitas ini secara tidak langsung merupakan wahana untuk mengaktifkan pergerakan burung. Sebaliknya, kegemukan lebih sering terjadi pada anis kembang yang terbiasa mandi dengan cara disemprot. Tetapi jika menu pakan yang diberikan serasi, dan burung tiap hari memang aktif, AK yang biasa mandi semprot juga aman-aman saja alias tidak menjadi gemuk.
2. Voer terlalu banyak mengandung lemak
Ini masih ada hubungannya dengan penjelasan terdahulu, yaitu makanan dengan kadar karbohidrat dan lemak yang tinggi bisa berpotensi menyebabkan kegemukan, terutama jika burung tersebut kurang banyak bergerak. Tetapi terkadang kita sulit untuk membaca komposisi gizi pada produk voer, apalagi jika tidak bermerk. Bahkan pada pakan bermerk pun, sulit untuk menjamin apakah komposisi gizi yang tertulis itu benar-benar sesuai dengan realita.
Saran saya, sepanjang Anda sudah sreg dengan voer merek tertentu, dan selama ini tidak pernah menjumpai seekor pun burung yang mengalami kegemukan, sebaiknya pertahankan pilihan Anda dan jangan mudah berpaling ke merek lain. Begitu juga kalau Anda terbiasa membeli voer tanpa merek, sepanjang baik-baik saja selama ini ya tidak masalah.
Lain perkara jika burung Anda mengalami kegemukan, bahkan jumlahnya lebih dari seekor, maka bisa diperiksa satu-persatu faktor penyebabnya, termasuk masalah voer.
3. Pemberian cacing secara berlebihan
Fungsi pemberian cacing sudah banyak diketahui para AK Mania, yaitu untuk membuat burung lebih cepat bunyi dan ngerol. Hal ini berlaku bukan hanya untuk anis kembang saja, tapi juga untuk keluarga punglor lainnya seperti anis merah, anis macan dan anis cendana.
Tetapi pemberian cacing secara berlebihan juga bisa memicu obesitas pada anis kembang. Meski pakan hidup ini mengandung protein cukup tinggi, tetapi kandungan lemak dan kadar airnya juga tinggi. Porsi pemberian cacing yang ideal adalah 1-2 ekor saja, pada pagi hari dan siang hari.
Lebih disarankan untuk memberikan cacing 2 kali dalam seminggu, masing-masing dengan porsi 2 ekor.
4. Burung kurang dijemur
Penjemuran harus rutin dilakukan setiap pagi, dengan durasi 1-2 jam, sesuai dengan kebiasaan anis kembang Anda. Hal ini bisa dilakukan setelah burung mandi dan sudah diberi jangkrik. Penjemuran yang cukup bisa mengurangi kegemukan pada burung. Sebab penjemuran ini akan menaikkan birahi burung, tetapi dalam porsi wajar (tidak sampai over birahi / OB, sebagaimana jika kita mendongkraknya melalui extra fooding).
Burung yang birahinya meningkat namun terkendali secara otomatis akan banyak bergerak. Sebaliknya, burung yang birahinya dalam kondisi rendah cenderung malas bergerak. Penjelasan ini nampaknya menemukan relevansinya dengan faktor penyebab kegemukan yang pertama (burung jarang dilatih bergerak).
5. Porsi extra fooding terlalu minim
Pemberian extra fooding yang terlalu minim jelas akan menurunkan kondisi birahi anis kembang, sehingga burung menjadi malas-malasan atau kurang banyak bergerak. Porsi jangkrik, misalnya, idealnya 2 ekor pagi dan 1 ekor sore. Tetapi ketentuan ini tidak bersifat mutlak, tergantung karakter burung.
Jika menu jangkrik dengan pola 2/1 selama ini membuat birahi anis kembang Anda stabil, berarti porsi tersebur memang sudah sesuai dengan karakter burung Anda. Tetapi terkadang porsi tersebut tidak cukup untuk individu tertentu, sehingga bisa diubah menjadi 2/2 dan sebagainya.
Solusi mengatasi obesitas pada anis kembang
Jika Anda memiliki anis kembang yang mengalami kegemukan, sehingga performa suaranya menurun drastis, silakan dideteksi beberapa faktor penyebab di atas. Dengan demikian solusi yang bisa dilakukan juga mengacu pada akar permasalahan tersebut. Namun solusi tersebut biasanya membutuhkan waktu lama dan bertahap.

Lebih afdol lagi jika terapi ini dilakukan bersamaan dengan treatment buah. Pemberian buah-buahan yang bervariasi juga bisa membantu mempercepat burung gemuk menjadi langsing. Misalnya, Senin s/d Kamis diberi pepaya, Jumat-Sabtu diberi apel, Minggu diberi pisang, atau sesuai pengaturan Anda sendiri.
Boleh juga buah disajikan dalam bentuk koktail. Setiap hari menggunakan tiga jenis buah tersebut, lalu dipotong kecil-kecil dan dimasukkan dalam wadah pakan terpisah. Dengan demikian, nutrisi dan kandungan vitaminnya lebih bervariasi. Kalau diamati lebih lanjut, burung pun menjadi aktif bergerak saat memilih potongan daging buah yang diinginkannya.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar