Burung anis merah atau punglor
merah bisa dikatakan memiliki “karakter” yang aneh selama masa
pertumbuhan. Tentu saja ini tidak berlaku untuk semua jenis burung anis
merah. Tetapi dibanding burung lain seperti murai batu, burung cucak ijo, kacer,
cucakrowo atau jenis-jenis finch seperti kenari atau burung kecil lain
seperti ciblek atau prenjak, burung anis merah relatif sering
menyimpang.
Keanehan yang saya maksud di sini adalah banyak sekali burung anis merah yang macet total setelah masa rekondisi sehabis mabung, khususnya mabung pertama sampai mabung kedua atau burung masih di bawah usia 1,5 tahun. Padahal di antara burung itu ada yang sudah ngeplong bahkan teler sebelum mabung pertama atau bahkan ketika masih trotolan.
Jika Anda mengalami hal demikian, maka itu bukan monopoli Anda. Banyak penghobi yang mengalami hal sama. Jika Anda mendapati anis merah muda seperti itu, maka langkah-langkah yang diperlukan hanyalah menunggu dan merawatnya secara baik, meski untuk pencegahan sebenarnya bisa dilakukan.
Pastikan bebas gangguan
Pastikan dia kecukupan asupan gizi dan bebas gangguan segala macam parasit, mulai dari kutu, jamur sampai cacing. Anis merah adalah burung yang sangat rawan gangguan. Sedikit saja mengalami ketidakseimbangan gizi atau asupan pakan, sedikit saja kena serangan kutu atau cacing, maka dia akan segera meresponse dengan perilaku yang tidak bisa kita prediksi.
Selain masalah asupan gizi dan gangguan parasit, anis merah juga sangat rawan dengan perubahan settingan pakan, sekaligus rawan terhadap perubahan/suasana lingkungan.
Banyak sekali anis merah yang awalnya adalah lolohan (ketika masih trotolan), sangat mudah gerabakan seperti ketakutan setelah sekian pekan kita pelihara. Bahkan tidak sedikit yang sampai berdarah-darah pangkal paruhnya atau bertaburan bulunya yang lepas.
Jangan terlalu dimanja
Jika hal itu Anda alami, maka mau tidak mau Anda harus “memulai proses penjinakan”. Tetap gantang burung di dekat keramaian, banyak dimandikan dan jaga burung jangan sampai kekenyangan.
Perlu diperhatikan pula, burung perlu dikondisikan tahan menghadapi perlakuan yang beragam. Burung jangan terlalu dimanja misalnya kita terlalu hati-hati ketika mau mengganti pakan atau air minum. Biasakan juga tangan kita masukkan sehingga dia tidak akan gerabakan kalau suatu ketika kita memang perlu memasukkan tangan ke sangkar.
Latihlah hal itu sejak dini pada burung-burung anakan. Bahkan kalau perlu, sejak anakan Anda sering mengusap-usap kepalanya, atau sesekali Anda pegang. Tentu saja semuanya perlu dilakukan dengan hati-hati, apalagi pada masa-masa awal “latihan”.
Sumber : Dok Grup Komunitas Anis Merah Indonesia
Keanehan yang saya maksud di sini adalah banyak sekali burung anis merah yang macet total setelah masa rekondisi sehabis mabung, khususnya mabung pertama sampai mabung kedua atau burung masih di bawah usia 1,5 tahun. Padahal di antara burung itu ada yang sudah ngeplong bahkan teler sebelum mabung pertama atau bahkan ketika masih trotolan.
Jika Anda mengalami hal demikian, maka itu bukan monopoli Anda. Banyak penghobi yang mengalami hal sama. Jika Anda mendapati anis merah muda seperti itu, maka langkah-langkah yang diperlukan hanyalah menunggu dan merawatnya secara baik, meski untuk pencegahan sebenarnya bisa dilakukan.
Pastikan bebas gangguan
Pastikan dia kecukupan asupan gizi dan bebas gangguan segala macam parasit, mulai dari kutu, jamur sampai cacing. Anis merah adalah burung yang sangat rawan gangguan. Sedikit saja mengalami ketidakseimbangan gizi atau asupan pakan, sedikit saja kena serangan kutu atau cacing, maka dia akan segera meresponse dengan perilaku yang tidak bisa kita prediksi.
Selain masalah asupan gizi dan gangguan parasit, anis merah juga sangat rawan dengan perubahan settingan pakan, sekaligus rawan terhadap perubahan/suasana lingkungan.
Banyak sekali anis merah yang awalnya adalah lolohan (ketika masih trotolan), sangat mudah gerabakan seperti ketakutan setelah sekian pekan kita pelihara. Bahkan tidak sedikit yang sampai berdarah-darah pangkal paruhnya atau bertaburan bulunya yang lepas.
Jangan terlalu dimanja
Jika hal itu Anda alami, maka mau tidak mau Anda harus “memulai proses penjinakan”. Tetap gantang burung di dekat keramaian, banyak dimandikan dan jaga burung jangan sampai kekenyangan.
Perlu diperhatikan pula, burung perlu dikondisikan tahan menghadapi perlakuan yang beragam. Burung jangan terlalu dimanja misalnya kita terlalu hati-hati ketika mau mengganti pakan atau air minum. Biasakan juga tangan kita masukkan sehingga dia tidak akan gerabakan kalau suatu ketika kita memang perlu memasukkan tangan ke sangkar.
Latihlah hal itu sejak dini pada burung-burung anakan. Bahkan kalau perlu, sejak anakan Anda sering mengusap-usap kepalanya, atau sesekali Anda pegang. Tentu saja semuanya perlu dilakukan dengan hati-hati, apalagi pada masa-masa awal “latihan”.
Sumber : Dok Grup Komunitas Anis Merah Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar