Selama ini, yang diketahui sering mencabuti bulu-bulunya adalah burung paruh bengkok seperti nuri, lovebird, dan kakatua. Perilaku ini muncul akibat kondisi stres yang dialaminya, terutama stres karena rasa bosan
/ kebosanan pada burung tersebut. Sebenarnya, perilaku mencabuti bulu
juga bisa ditemukan pada jenis burung lainnya, tidak terkecuali murai batu.
Tentu bukan disebabkan rasa bosan, tetapi ada beberapa faktor pemicu.
Apa penyebab murai batu mencabuti bulu-bulunya sendiri, dan bagaimana
cara mengatasinya.
Perilaku mencabuti bulu, khususnya pada murai batu, terkadang sering
dikaitkan dengan “panas dalam” akibat pemberian ulat hongkong (UH).
Tetapi banyak juga murai batu yang tidak pernah diberi UH, namun juga
sering mencabuti bulunya. Jadi, perilaku mencabuti bulu akibat banyak
mengkonsumsi UH tidak terbukti.
Secara umum (berlaku untuk semua jenis burung), perilaku mencabuti
bulu ini disebabkan oleh sedikitnya lima faktor. Hal ini sudah
dijelaskan secara detail dalam artikel Lima penyebab burung mencabuti bulunya sendiri.
Artikel kali ini khusus untuk murai batu yang sering mencabuti
bulunya, dengan penambahan beberapa faktor lain. Salah satunya adalah
masalah kelembaban di dalam kandang penangkaran maupun sangkar
pemeliharaan.
Salah satu gejala yang sering muncul pada MB ketika suasana sangkar /
kandang kurang lembab adalah burung sering mencabuti bulu di bagian
perut ke bawah, hingga daerah sekitar kloaka (vent). Terkadang bulu penutup paha pun dicabuti seperti terlihat pada gambar di samping.
Jika ruangan tempat menggantang burung terasa panas dan kering
(kurang sejuk), itu pertanda kelembaban kurang. Sepanjang perilaku
mencabuti bulu tak pernah muncul, Anda tak perlu memusingkan masalah
kelembaban.
Jika gejala yang tak diinginkan itu muncul, sebaiknya sangkar
dipindah ke tempat yang lebih lembab, misalnya di dekat kamar mandi.
Dalam kandang penangkaran, breeder umumnya sudah mengetahui
masalah ini. Mereka melakukan pengaturan kelembaban di dalam kandang
dengan berbagai cara, seperti dinding batako / batu bata sengaja tidak
diplester, lantai kandang dibiarkan dari tanah, atau diplester tetapi
dilapisi pasir, dan sebagainya. Jika kandang terasa panas, breeder biasanya menyemprotkan air ke lantai.
Faktor cahaya juga berpengaruh
Selain masalah kelembaban, faktor cahaya juga ikut andil dalam
memunculkan perilaku MB yang sering mencabuti bulu. Jika ruangan tempat
menggantang sangkar terlalu gelap (meski siang hari), hal itu bisa
memicu perilaku buruk tersebut.
Solusinya tentu saja mencari ruangan baru untuk menggantang murai
batu di dalam rumah. Usahakan tempatnya tidak gelap, ada cahaya matahari
yang masuk. Intinya, ketika berada di ruangan tersebut, kita masih bisa
melihat sesuatu di sana dengan nyaman.
Sebaliknya, jika cahaya terlalu berlebihan, bahkan pada malam hari
lampu dibiarkan terus menyala (apalagi jika menggunakan lampu neon), dan
burung tidak full kerodong, juga akan memunculkan perilaku
serupa. Dalam kondisi kritis, di mana burung menerima cahaya yang
berlebihan dan terjadi dalam kurun waktu lama, hal ini bisa
mengakibatkan gangguan hormonal yang memaksa MB mengalami mabung
prematur.
Solusinya, biasakan mengerodong burung pada malam hari. Jika sudah
larut malam, sebaiknya lampu dimatikan agar burung bisa beristirahat
total. Jika suasana ruangan pada siang hari terlalu terang, Anda bisa
menutup sebagian kain gorden.
Kebersihan bulu dan kulit
Namun, jika dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya, faktor
kebersihan bulu dan kulit nampaknya paling mempengaruhi perilaku burung.
Meski burung rajin dimandikan dan dijemur, belum jaminan terbebas dari
kebiasaan mencabuti bulu. Karena itu, begitu melijhat MB mulai sering
mencabuti bulu, silakan periksa bulu dan kulitnya (untuk burung yang
biasa dipegang).
Untuk burung yang tidak biasa dipegang, Anda bisa memeriksa kebersihan bulu dan kulitnya dengan cara berikut ini :
- Pasangkan kain putih di sisi-sisi kandang atau sangkar, biarkan semalaman.
- Esok pagi, kain dilepas dari sangkar, lalu periksa apakah pada permukaan kain dijumpai bintik-bintik hitam dan merah.
Baik pada pengamatan langsung ke bulu dan kulit burung, maupun
menggunakan media kain putih, bintik hitam yang terlihat adalah kutu.
Sedangkan bintik merah adalah tungau merah. Keduanya menyebabkan rasa gatal, dan inilah penyebab burung selalu ingin mematuk dan mencabuti bulu-bulunya sendiri.
Solusinya tentu dengan membasmi kutu dan tungau merah dengan obat penyapuhama yang aman bagi binatang.
FreshAves mengandung permethrine dan piperonyl butoxide.
Permethrine dikenal sebagai pestisida aman yang sudah diujikan untuk
penyemprotan nyamuk demam berdarah di berbagai wilayah di Indonesia.
Berdasar ujicoba ini, permethrine terbukti mempunyai aktivitas
insektisidal yang sangat tinggi baik untuk lalat, nyamuk, kutu, dan
insekta pengganggu lainnya, memiliki kecepatan kerja dan efek
residualnya sangat minimalis sehingga aman untuk hewan peliharaan dan
manusia.
Adapun piperonyl butoxide merupakan sinergis dari
permethrine, yang berfungsi meningkatkan daya racun. Hasil sinergi dua
zat ini adalah bisa meningkatkan daya bunuh terhadap objek, tapi tidak
bersifat racun. Dengan dua kandungan ini, FreshAves sangat tepat untuk membasmi kutu, tungau merah, dan segala parasit pengganggu burung Anda.
Lebih penting lagi, FreshAves sama sekali tidak
menggunakan zat peluruh bulu yang sering dijumpai pada produk lain.
Biasanya untuk membuat air cepat menempel pada bulu, produk lain
menggunakan zat peluruh atau feather remover, sehingga pemakaian dalam waktu lama akan merusak bulu dan sering menimbulkan masalah besar ketika burung mabung. FreshAves dijamin tidak menggunakan bahan yang bisa meluruhkan bulu.
Cara penggunaannya juga mudah. Larutkan 5 gram FreshAves ke dalam 1
liter air. Aduk hingga larutan menjadi homogen, lalu airnya dimasukkan
ke dalam sprayer. Semprotkan larutan dari sprayer ke seluruh tubuh
burung (seperti memandikan dengan cara semprot).
Dengan cara yang sama, Anda juga bisa menyemprotkan larutan ini ke
seluruh bagian sangkar dan kandang penangkaran, untuk membasmi kutu,
tungau merah, dan parasit yang menempel di bagian sangkar / kandang,
termasuk tenggerannya. Kalau Anda membiasakan penyucihamaan ini seminggu
sekali, misalnya setiap hari Minggu, niscaya MB terbebas dari kutu,
tungau merah, dan parasit lainnya.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar