Kasus kematian Natalia, murai batu blacktail
yang kerap menjuarai even nasional dalam beberapa tahun terakhir,
memang menyentakkan kita semua. Kematian burung memang sebuah
keniscayaan, sebagaimana kematian manusia. Penyebabnya bisa penyakit dan
non-penyakit. Om Gunawan, sang pemilik, mengatakan Natalia mati setelah
sebulan mengalami gangguan pernafasan. Tetapi tak mudah mendeteksi apa
penyakitnya. Sebab penyakit yang terkait dengan saluran pernafasan
sangat beragam, sehingga perlu dideteksi secara cermat.
Jauh sebelum Natalia terserang penyakit pernafasan, Om Kicau juga
sering menerima keluhan dari beberapa sobat kicaumania mengenai
burungnya yang terserang gangguan kesehatan serupa. Gejala umum yang
sering dilaporkan adalah nafas berbunyi seperti ngorok. Bunyi ini makin
jelas terdengar pada malam hari (karena suasana lebih hening).
Hampir semua penyakit pernafasan memiliki gejala klinis berupa
ngorok. Karena itu, ngorok bukanlah jenis penyakit, tetapi hanya gejala.
Adapun penyakitnya sangat beragam. Bahkan burung yang ngorok pun belum
tentu menderita penyakit pernafasan, melainkan “sekadar” mengalami
gangguan pernafasan.
Apa yang ingin disampaikan Om Kicau di sini lumayan panjang, karena
memang tidak bisa dijelaskan secara sepotong-sepotong. Makanya, artijkel
dipilah menjadi beberapa halaman. Anda tinggal mengklik mana info yang
dibutuhkan. Tetapi, jika ada waktu senggang, disarankan untuk membaca
seluruh rangkaian artikel ini agar tak muncul penyesalan di kemudian
hari.
Seluruh materi dalam artikel ini berlaku untuk semua jenis burung,
baik burung kicauan, merpati balap, perkutut, burung hias, dan
sebagainya. Semoga informasi ini bisa membantu meningkatkan pemahaman
soal penyakit dan gangguan pernafasan pada burung. Setidaknya,
pengetahuan ini dapat membuat Anda berjaga-jaga dan lebih siap dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang terjadi.
SISTEM PERNAFASAN PADA BURUNG
—
Sebelum bicara lebih lanjut, sangat penting bagi kicauamania untuk
memahami sistem pernafasan pada burung kicauan. Namun, bagi yang malas
belajar (he.. he.. he..), Anda bisa melewati bagian ini. Bagi yang berminat, silakan klik saja tulisan Baca lebih lanjut.
Baca lebih lanjut
DELAPAN JENIS PENYAKIT PERNAFASAN
Dalam penjelasan mengenai sistem pernafasan pada burung (hayooo… sudah dibaca belum?),
sudah diuraikan bahwa udara mengandung partikel-partikel super imut
(mikron), yang dapat berupa debu maupun bibit penyakit seperti virus,
bakteri, spora jamur, hingga parasit.
Debu pada umumnya bisa ditangkal melalui penyaringan oleh bulu-bulu
getar (silia) yang terdapat di dalam rongga hidung burung. Demikian pula
bibit penyakit tertentu, yang diameter 3,7 – 7,0 mikron, akan
tertangkal oleh silia. Efek dari penangkalan bisa berupa bersin atau
batuk.
Tetapi kalau diameter bibit penyakit kurang dari 3,7 mikron, apalagi
lebih kecil dari 1,0 mikron, maka bibit penyakit ini berpeluang masuk ke
dalam saluran pernafasan burung, mulai dari larynx, trakea, bronkus,
bronkiolus, parabronkus, paru-paru, dan kantung udara.
Sebagian bibit penyakit yang lolos akan tertangkal pula oleh enzim
proteolitik dan surfaktan yang ada di trakea, bronkus, dan bronkiolus.
Tetapi ini hanya bisa terjadi pada burung yang kondisinya fit. Jika
kondisi burung tidak fit, maka sangat dimungkinkan bibit penyakit dalam
jumlah besar tetap bisa lolos dan masuk ke saluran pernafasan lebih
dalam, seperti paru-paru dan kantung udara.
Kalau masih lolos dari penangkalan enzim proteolitik dan surfaktan,
sebagian bibit penyakit itu bakal ditangkal lagi oleh beberapa antibodi
dari kelompok imunoglobulin (Ig) tipe A, E, dan G. Tetapi, sekali lagi,
ini juga hanya dimungkinkan ketika kondisi burung masih lumayan fit.
Apabila kondisinya sudah payah, bibit penyakit pada akhirnya “memenangi
peperangan” melawan sistem pertahanan di dalam tubuh burung. Akibatnya,
burung pun akan terserang penyakit pernafasan.
Namun, penyakit pernafasan pada burung sangat beragam. Berdasarkan
literatur kesehatan unggas, sedikitnya ada tujuh penyakit pernafasan
yang sering menyerang pada unggas, termasuk burung. Sebagian penyakit
hanya menyerang organ pernafasan saja, tetapi sebagian penyakit
menyerang organ pernafasan dan organ tubuh lainnya, seperti pencernaan
dan saraf.
Penyakit yang hanya menyerang organ pernafasan :
Penyakit yang menyerang organ pernafasan dan organ tubuh lainnya:
Silakan klik masing-masing jenis penyakit di atas, untuk melihat detailnya.
NGOROK BELUM TENTU PENYAKIT
Sebenarnya ngorok pada burung bukanlah penyakit, tetapi salah satu
gejala klinis dari dari gangguan pernafasan. Gangguan pernafasan bisa
berupa penyakit, bisa juga bukan penyakit. Pasalnya, ngorok pada burung
dapat disebabkan agen penyakit (infeksius) dan non-infeksius.
Agen penyakit tidak lain bibit penyakit seperti virus, bakter, jamur,
dan parasit. Jika agen penyakit ini menyerang pada saluran pernafasan,
maka burung akan menderita penyakit pernafasan yang terdiri atas
sedikitnya tujuh jenis seperti dijelaskan sebelumnya.
Adapun agen non-infeksius antara lain udara yang berdebu, amonia
(terutama dari kotoran burung), dan perubahan cuaca. Karena itu, penting
juga untuk mengetahui hal ini. Jika ingin mengetahui efek dari amonia,
udara berdebu, dan perubahan cuaca, silakan klik Baca lebih lanjut di bawah ini.
Baca lebih lanjut
MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI
Bagi yang sudah membaca tujuh penyakit pernafasan pada burung, maupun
gangguan pernafasan non-infeksius, terdapat beberapa kesamaan dalam
mencegah munculnya gangguan pernafasan. Jadi, sangat penting untuk
melakukan tindakan pencegahan. Sebab, mencegah lebih mudah (bahkan lebih
baik) daripada mengobati. Tingkat keberhasilan pencegahan jauh lebih
tinggi daripada keberhasilan dalam pengobatan penyakit pernafasan.
Berikut ini beberapa resume mengenai tindak pencegahan yang perlu
dilakukan, agar burung gacoan Anda dalam lomba, hiburan Anda di rumah,
maupun burung penangkaran, bisa terhindar dari aneka gangguan
pernafasan, apalagi penyakit pernafasan :
- Jaga kebersihan kandang / sangkar. Jangan biarkan kotoran burung menumpuk, karena di dalam kotoran burung terkandung amonia. Jika kotoran dibiarkan menumpuk, kadar amonia makin tinggi dan peluang burung menghirup amonia makin besar. Pembersihan kotoran bisa dilakukan dua kali sehari: pagi dan sore. Jika tidak sempat, setidaknya setiap pagi hari.
- Bersihkan pula wadah pakan, wadah air minum, dan tenggeran secara berkala. Jika burung dipelihara dalam kandang, semua aksesoris di dalam kandang harus dibersihkan secara berkala. Jangan biarkan debu menumpuk pada benda-benda di dalam kandang / sangkar.
- Biasakan menyucihamakan kandang / sangkar, minimal seminggu sekali, menggunakan desinfektan khusus untuk burung. Desinfektan ini berfungsi mematikan bibit penyakit yang mudah masuk ke kandang / sangkar, baik virus, bakteri, jamur, maupun parasit.
- Dalam berbagai penjelasan mengenai tujuh penyakit pernafasan pada burung, infeksi bibit penyakit umumnya terjadi akibat burung dalam kondisi tidak fit dan / atau stres. Karena itu, disarankan rutin memberikan multivitamin, minimal 3 kali dalam seminggu. Burung yang kondisinya fit akan memiliki pertahanan tubuh yang lebih daripada burung yang dalam kondisi tidak fit dan / atau stres.
- Setiap terjadi serangan penyakit pernafasan, usahakan burung dipisahkan dari burung lain (jika dipelihara dalam kandang koloni), atau dijauhkan dari sangkar burung lain yang sehat. Burung yang sakit kemudian diobati sampai sembuh, sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan Om Kicau.
- Ada beberapa penyakit pernafasan tertentu yang hingga kini belum ada obat yang efektif mampu menyembuhkan, terutama yang disebabkan virus. Om Kicau juga sudah memberikan arahan, setidaknya untuk meringankan penderitaan burung. Dalam beberapa kasus, burung juga bisa sembuh dari penyakitnya melalui cara yang dianjurkan Om Kicau, tetapi sebaiknya tidak dipelihara bersama burung lain yang masih sehat.
- Jika terjadi salah satu penyakit pernafasan, maka kandang / sangkar yang digunakan burung tersebut harus disucihamakan, misalnya menggunakan FreshAves, kemudian dikosongkan minimal 1 minggu.
Semoga bermanfaat.
Sumber : Om Kicau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar