Jujur saja, tidak pernah ada menu baku untuk anakan murai batu.
Sebab setiap pemilik anakan murai batu, khususnya penangkar, punya
resep berdasarkan pengalaman masing-masing. Pengalaman itu terkadang
benar-benar muncul dari dia sendiri, bisa juga dari sumber lain yang
dipelajarinya. Karena itu, artikel ini diberi judul menu anakan murai batu umur 1-30 hari ala SKL, karena menu ini dibuat berdasarkan pengalaman Tim SKL Bird Farm yang bermarkas di Jatibarang, Indramayu.
—-
Untuk penangkaran / breeding murai batu, mulai dari aktivitas hulu (seleksi calon induk) hingga hilir (perawatan anakan), SKL Bird Farm
memang layak dijadikan salah satu sumber ilmu. Itu sebabnya,
sering membagikan tips dari Tim SKL Bird Farm pimpinan Ir H Syamsul
Saputro, karena dapat dipertanggungjawabkan dari sisi keilmuan dan
praksis.
Perlu diketahui, SKL Bird Farm biasa memanen anakan murai batu pada umur 7 – 10 hari. Tidak boleh lebih, dan tidak boleh kurang.
Mengapa tidak boleh lebih dari 10 hari? Sebab, kelopak mata anakan
murai batu sudah terbuka, dan mereka sudah bisa melihat induknya.
Apabila anakan murai sudah melihat induknya, yang selama ini melolohnya,
dia tak akan mau / sulit sekali diloloh manusia. Jika burung belum
terbuka matanya, lalu dipanen, mereka mau menerima makanan yang kita
lolohkan.
Mengapa tidak boleh kurang dari 7 hari? Anakan murai umur 1-7 hari
masih berada dalam fase kritis. Kesalahan sedikit dalam perawatannya,
terutama frekuensi pelolohan yang tidak konsisten, mudah sekali membuat
burung kelaparan dan mati. Bahkan, perawatan kurang intensif sering
menyebabkan anakan cacat, terutama kaki pengkor dan lumpuh.
Berikut ini menu anakan murai batu umur 1-30 hari ala SKL Bird Farm, yang dibagi dalam tiga fase :
Menu anakan murai batu umur 6-7 hari
Kalau Anda memanen anakan murai batu pada umur 7 hari, maka burung cukup diberi kroto saja alias full
kroto. Adapun hari-hari sebelum dipanen, anakan tetap berada dalam
perawatan induknya, di mana porsi jangkrik untuk indukan harus dikurangi
seminimal mungkin, atau boleh juga dihilangkan.
Sebaliknya, porsi cacing tanah dan kroto untuk induk bisa ditambah.
Pengurangan atau penghilangan porsi jangkrik dimaksudkan untuk mencegah
induk menjadi agresif, yang bisa membahayakan anaknya.
—-
Ada sebagian penangkar penangkar yang memanen anakan murai batu pada
umur 6 hari, meski SKL Bird Farm menyarankan pemanenan pada umur 7 hari.
Nah, berikut ini menu yang bisa disajikan pada anakan murai batu umur
6-7 hari:
- Bahan lolohan hanya berupa kroto, alias full kroto.
- Pilihlah kroto yang baru, segar, dan sudah dibersihkan semutnya.
- Kroto diberikan mulai pukul 06.00 (paling telat 07.00) hingga pukul 18.00.
- Menu diberikan setiap satu jam sekali, porsi jangan terlalu banyak.
- Sebelum diberikan, kroto dicelup dulu ke dalam air matang.
- Jika tidak dicelup, kroto yang bersifat lengket ini bisa menempel di kerongkongan, sebelum masuk ke bagian tembolok. Dengan pencelupan, kroto bisa melewati kerongkongan tanpa meninggalkan bekas.
Yang penting diperhatikan, anakan burung jangan diloloh sampai terlalu kenyang, yang terlihat dari tembolok (crop) yang membuncah.
Karena organ pencernaan belum berfungsi secara sempurna, maka dampak
kekenyangan membuat organ pencernaannya dipaksa bekerja keras. Sebab,
material pakan yang masih tersimpan di dalam tembolok akan terus-menerus dibawa masuk ke organ pencernaan burung.
Menu anakan murai batu umur 8-14 hari
—-
- Bahan lolohan berupa kroto dicampur voer.
- Sebelumnya voer sudah diblender halus dan diayak, dan diambil tepungnya yang halus. Ini penting diperhatikan, karena terkadang ada voer yang keras. Meski sudah dilarutkan dengan air, bagian yang keras tak bisa hancur juga. Jika termakan anakan murai batu, ini berbahaya bagi organ pencernaannya.
- Tujuan pemblenderan voer adalah mencegah pakan kering ini nantinya mengembang dalam organ pencernaan, yang bisa membuatnya kembung dan mudah mati. Voer utuh sebenarnya belum mengembang 100%. Ia baru mengembang penuh ketika sudah berada di dalam organ pencernaan.
- Pada burung dewasa, ini tidak menjadi masalah, karena organ pencernaan sudah berfungsi normal, dengan memanfaatkan enzim, cairan kimia, dan gerakan peristaltik di dalam tubuh untuk mencerna setiap pakan yang masuk. Pada anakan murai, hal ini bisa menjadi masalah besar, sebab pengembangan voer akan mendesak dinding organ pencernaannya yang masih ringkih.
- Tepung voer kemudian diseduh dengan sedikit air hangat dan dicampur dengan kroto. Tapi ingat, porsi voer tetap jangan terlalu banyak. Yang penting, kita mendidik anakan murai batu untuk mengenal rasa voer. Rasio ideal voer dan kroto pada fase ini adalah 30:70.
- Adonan kroto, voer, dan sedikit air hangat hanya berlaku untuk sekali pakai. Usahakan menu tersebut sudah habis dalam waktu 15-20 menit. Karena itu, disarankan membuatnya dalam jumlah secukupnya, agar tidak terlalu banyak sisa pakan yang terbuang sia-sia.
Menu anakan murai batu umur 15-30 hari
—-
Pada usia ini, anakan murai batu relatif sudah melewati masa kritis.
Anakan MB bahkan sudah mulai belajar nangkring. Bahkan sebagian sudah
bisa nangkring pada umur lebih muda, misalnya 12 hari, seperti terlihat
pada gambar sebelumnya.
Pakan utama masih terdiri atas voer dan kroto, namun porsi voer bisa dinaikkan, sehingga rasionya menjadi 50:50.
Pengenalan pakan hidup seperti jangkrik dapat dimulai pada akhir
minggu ketiga, atau awal minggu keempat. Hanya saja, berikan dulu anakan
jangkrik demi alasan keamanan anakan murai batu.
Yang perlu diperhatikan pula, jangkrik jangan langsung diberikan dari
tangan kita, karena hal ini bisa membuat anakan MB kelak menjadi manja.
“Untuk mengantisipasi hal ini, jangkrik dapat diberikan melalui
bantuan media lidi atau sejenisnya. Yang penting jangan langsung dari
tangan kita,” kata Om Syamsul.
Pada fase ini, terutama sejak minggu keempat, anakan MB harus
diusahakan bisa makan sendiri. Jika tidak, burung kemungkinan besar
menjadi manja, dan ini akan menurunkan harga jualnya. Anakan MB yang
terlanjur manja biasanya memiliki mental bertarung (fighter) yang
kurang, sehingga harga jualnya menurun drastis.
Anakan murai batu yang sudah berumur 1 bulan atau lebih sudah bisa
makan sendiri. Inilah saatnya memindahkan mereka ke sangkar soliter, di
mana setiap sangkar hanya berisi seekor anakan murai, untuk menghindari
pertengkaran sesuai dengan karakter fighter pada burung ini.
Semoga bermanfaat.
Sumber : Om Kicau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar