Rabu, 13 November 2013

Terapi pleci bakalan: Jinak dan cegah salto

Sebenarnya saat ini mudah mendapatkan burung pleci yang sudah jadi, dengan harga terjangkau, terutama hasil besutan sesama plecimania. Faktanya, masih banyak penggemar burung yang tetap tertarik membeli pleci bakalan muda hutan, dalam kandang ombyokan, dan tentu masih liar. Mungkin mereka ingin menghayati betul hobi burung kicauan, tak mau memperoleh hasil instan. Padahal pleci bakalan harus dijinakkan dulu, dan nantinya harus terbebas dari kebiasaan salto.

Melatih pleci bakalan liar cepat jinak dan tidak salto
Melatih pleci bakalan liar agar cepat jinak dan tidak salto.
—-
Burung pleci dalam pemeliharaan manusia akan cepat berbunyi, kemudian rajin bunyi dan ngeplong, apabila burung sudah jinak, setidaknya jinak lalat atau semi-jinak. Untuk itu diperlukan proses penjinakan terlebih dulu.

Berbeda dari jenis burung kicauan lainnya, pleci memang rada-rada nakal dalam proses penjinakkannya. Tak  sedikit plecimania yang mengaku mengaku kesulitan menjinakkan momongan imutnya, meski sudah mencoba beberapa cara.
Selain itu, terkadang muncul perilaku buruk dari pleci bahan yang masih liar, yaitu munculnya perilaku salto atau jumpalitan, yang ditandai dengan kepala yang sering mendongak ke belakang.
Nah, untuk melengkapi artikel penjinakan burung, khususnya pleci bakalan, berikut ini cara alternatif tetapi cukup efektif untuk menghasilkan pleci yang jinak, sekaligus bisa mengatasi dan mencegah perilaku salto yang biasa dialami pleci bakalan atau liar / giras.
Dalam terapi kali ini, kita menggunakan metode koloni dan kerodong, dengan detail sebagai berikut :
  1. Jika Anda membeli atau memiliki tiga ekor pleci yang masih liar, maka terapi ini bisa dijalankan dengan menggunakan satu sangkar saja. Jadi, satu sangkar diisi tiga ekor pleci (boleh 2 ekor, tetapi jangan lebih dari 3 ekor).
  2. Masukkan ketiga pleci dalam sangkar, kemudian sangkar full kerodong.
  3. Biarkan ketiga pleci dalam sangkar tertutup selama 1 minggu penuh. Tentu Anda harus tetap memantau ketersediaan pakan, buah, dan air minum.
  4. Setelah 1 minggu, kerodong yang semula full, bisa dinaikkan sedikit demi sedikit (bertahap) selama tiga minggu, sampai bagian bawah dari kain kerodong pada posisi di atas sangkar (pada minggu ke-4).
  5. Biarkan kain kerodong tetap berada di atas sangkar selama beberapa minggu ke depan.
  6. Selama burung dikerodong, yang dimulai sejak hari pertama, sebaiknya sangkar ditempatkan di lokasi yang bervariasi atau sering dipindah-pindah, agar pleci menjadi cepat jinak dan makin cepat beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Selain itu, pemindahan lokasi juga merupakan bentuk pelatihan mental burung.
  7. Setelah melalui serangkaian tahapan, termasuk kerodong yang sudah terangkat semua pada minggu ke-4, maka mulai minggu ke-6 ketiga pleci segera dipisahkan dan dimasukkan ke sangkar masing-masing.
  8. Setelah burung berada di sangkarnya, Anda bisa mendengarkan bagaimana suara panggilan mereka. Di sinilah kita bisa mengetahui apakah pleci berjenis kelamin jantan atau betina dari suara panggilan yang dikeluarkannya.
  9. Untuk seterusnya, pleci mendapat perawatan harian.
Setelah melalui serangkaian terapi di atas, pleci bakalan akan menjadi lebih jinak, dalam arti sudah tidak takut lagi terhadap perawatnya (semi jinak / jinak lalat). Sselanjutnya, dengan perawatan yang rutin dan konsisten, pleci akan bisa menjadi lebih jinak lagi.
Selain itu, pleci bisa terbebas dari perilaku salto yang biasa menimpa burung bakalan yang masih liar. Satu hal yang penting lagi, setelah diberikan terapi di atas, pleci Anda akan mudah sekali berbunyi.

Semoga bermanfaat.


Sumber : Om Kicau

1 komentar: