* Ciri jantan dan betina
Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam
dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika
bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih
gagah.
Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki
jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek.
Volume suaranya sama-sama keras, namun suara betina terputus-putus dan
kurang variasinya.
Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari
paruhnya. Pada branjangan jantan, paruh bagian bawah terlihat putih atau
terang sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
Umum
Burung branjangan merupakan salah satu burung kicauan yang pandai
menirukan suara burung lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu
aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama,
yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang
tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering
(terbang di tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang secara
memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak
terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
+Habitat
Branjangan memiliki kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan
75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam
istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang
periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman
muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga
September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan
cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.
Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di
kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan
berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu
dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di
tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang
dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.
Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah
gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan
gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal
dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di
daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali.
Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung
di Indonesia adalah Mirafra Javanica.
+Ciri berdasar daerah asal
Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang
berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang
baik. Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari
daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.
Di kalangan penghobi burung Indonesia, branjangan yang populer adalah
yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah
(Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates). Burung dari kawasan
ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain
adalah mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan
variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik,
kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila
Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah
Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal,
jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).
Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu
besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan
branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat mencapai ukuran tubuh
12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih
gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan
branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.
Sementara itu branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates)
berdaya tarik tinggi karena ciri fisik yang lebih besar dan memiliki
warna dan pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa
Tenggara mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya
juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.
+Memilih branjangan
Tidak ada patokan khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang
penghobi dan juga pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta,
mengatakan ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya
atletis, ekor dan badan panjang, mata tajam (menunjukkan petarung), bulu
lembut seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak
bengkok sedikit ke bawah.
+Cara perawatan
-Tempat: Branjangan bisa dipelihara dengan sangkar
bulat diamter 25-30 cm dengan panjang atau tinggi antara 60 cm sampai
100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari batu apung
dan bagian dasar sangkar diberi bubukan batu bata atau tanah kering
yang diayak.
Usahakan pembuatan bubukan dari batu bata yang lunak. Hancurkan,
kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi batu batanya keras, bisa
merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta menggunakan debu (tanah yang
bersih yang dikeringkan dan dihancurkan halus/disaring).
- Pakan: Sama dengan burung lain pada umumnya,
branjangan memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan
nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap
nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti
vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain
itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin
HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B)
dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan
dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain.
Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung branjangan adalah
Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium,
Sodium Chlorin dan Kalium.
REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT DI SINI
- Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
- Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
- Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
- Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
- Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
Bubukan batu bata diganti minimal sepekan sekali. Meski tidak perlu
dikerodong setiap malam, branjangan tetap perlu dilatih kerodong agar
tidak kelabakan ketika suatu saat kita perlu mengerodongnya, misalnya
ketika akan dibawa ke luar rumah atau ke arena lomba.
Penanganan branjangan kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
- Berikan vitamin tambahan
+PENANGANAN BRANJANGAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan
harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter
dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan burung branjangan pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.
+Perawatan dan setelan branjangan mabung
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau
meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh
burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein
sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,
khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan
protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian
menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan
pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung
harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk
bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu
baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa
mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang
sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in
Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan
mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya
dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca
harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka
bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi
bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging
hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang
mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik.
Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung
berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan
tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang
sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang
tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus
circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit
paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu.
Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat
pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas,
persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang
sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan
tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam,
melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi sering
menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah
satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal
sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung
melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang
disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu
baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung
meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa
pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak
pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat
burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami
masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan
khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani
burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti sediakala
tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang
benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang
hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu
seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Branjangan bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah
atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan
asupan mineralnya yang kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif
jika digunakan bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya
sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka mineral
dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan volume
tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola Perawatan masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Tidak perlu dimandikan.
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.
- Berikan BirdVit yang diberikan tiap hari atau mencampurkan BirdMineral ke dalam bubukan bata di dalam sangkar branjangan.
Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung
lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat
untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan
pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan
suara burung master.
Perawatan branjangan macet bunyi
Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai berikut
- Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
- Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
- Untuk bubukan bata, jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.
+PENANGKARAN BRANJANGAN:
Branjangan memiliki populasi yang mudah sekali berkembang di
habitatnya. tetapi untuk menangkarnya gampang-gampang sulit. Sebab,
seperti ditulis dalam Majalah Kucica Edisi Januari 2000, branjangan
gampang stress dan tidak mau berkembang biak jika kandanganya atau
tempat sarangnya dijamah manusia. Apalagi jika saat mengerami telur,
jangan sekali-kali orang asing memasuki kandangnya, bisa-bisa induk
branjangan memecahkan telurnya.
Tidak seperti burung kicauan lainnya, burung berwarna coklat
kekuning-kuningan ini dalam proses penjodohannya tidak harus terlebih
dahulu lewat pengenalan dari pejantan dan betina. Branjangan yang sudah
dewasa atau berumur minimal setahun, sudah bisa langsung dipertemukan
jika sama-sama birahi.
Tidak ada perbedaan ciri-ciri birahinya. Jantan dan betina sama-sama
’ngleper’ jika sedang birahi. Dan jika telah sama-sama birahi, jika
dilepas di kandang, si jantan dan betina tidak akan berkelahi. Setelah
dilepas dalam satu kandang, si jantan akan bereaksi terlebih dahulu
dengan menunjukan kegagahannya yang ditandai sayap ngleper dan
dikepalanya muncul jambul.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit.
Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak
terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper
ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul
sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya
makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik
turun selalu dilkuti sang jantan.
Penjodohan
Proses perjodohan branjangan biasanya terjadi siang hari. Branjangan
jantan suka sekali ngleper di atas batu, sedang betina di bawahnya.
Tanda-tanda penjodohan yang paling nampak adalah ketika branjangan
jantan sering membawa alang-alang kering untuk membuat sarang.
Keistimewaan branjangan ketika membuat sarang tidak selalu memilih
tempat yang disediakan oleh perawatnya. Masa penjodohan hingga bertelur
tidak pasti.
Waktu yang diperlukan dari masa penjodohan hingga bertelur bervariasi
dari 3 – 15 hari, bergantung pada situasi lingkungan di sekitar
penangkaran dan asupan gizi pakan.
Kandang penangkaran
Menangkar branjangan tidak dibutuhkan perlengkapan dan sarana yang
’njelimet’. Hanya saja lokasi yang sunyi sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangbiakan buatan manusia. Kandang untuk tempat
penangkaran, sebagaimana lazimnya untuk dinding terbuat adri jeruji
kawat yang agak rapat (kecil). Ini agar hewan-hewan pengganggu seperti
cecak dan tikus tidak leluasa masuk. Sedangkan untuk atapnya bisa juga
jeruji kawat atau dari seng. Karena branjangan tahan terhadap suhu udara
panas, sebaiknya atapnya setengah terbuka sehingga sinar matahari bisa
menembus ke dalam kandang.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk
memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin
pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu
rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Bahan-bahan untuk sarang paling baik adalah alang-alang kering atau
jerami. Biarkan jerami bertebaran di tanah, karena jika sudah berjodoh,
proses pembuatan sarang akan diatur sendiri oleh branjangan tersebut.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu
perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan
lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga
perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Selain itu untuk tempat bersarang sediakan kotak dari tanah, yang
tingginya sekitar setengah meter. Tetapi terkadang branjangan tidak suka
membuat sarang di kotak buatan, burung ini lebih suka membuat sarang di
sembarang tempat asalkan terlindung dari gangguan hewan atau manusia.
Misalnya, di pojok bawah, di dekat batu, dan lain-lain.
Pemberian pakan
Untuk tempat pemberian makanan, sebaiknya dekat batu-batuan atau
mudah dijangkau oleh perawatnya jika akan memberi makanan. Tujuannya
agar branjangan yang sedang dalam masa penjodohan atau saat mengerami
telur tidak panik. Meskipun branjangan bisa dijinakkan, tetapi kalau
perawatnya terlalu kasar atau kurang hati-hati saat memasuki kandang,
bisa saja branjangan tersebut mengalami stress.
Makanan yang disiapkan adalah tanaman padi, biji-bijian milet, walang
atau jangkrik dan kroto. Padi sebaiknya ditebar begitu saja sehingga
branjangan bisa ’ngasin’. Jika semua sarana itu tersedia, pasangan
branjangan yang sudah birahi siap dilepas di kandang buatan berukuran
sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi 2,25 meter.
Pengontrolan
Menangkar branjangan harus selalu dikontrol dan dibutuhkan
ketelatenan perawatnya. Karena jika ada hewan pengganggu yang masuk,
misalnya cecak, tikus, semut, atau ular; akibatnya bisa berbahaya.
Jika branjangan sedang mengerami telur, perawat harus sudah
memperkirakan kapan kemungkinan akan menetas. Biasanya telur yang
dierami menetas antara 10-11 hari. Pada saat menetas, harus cepat-cepat
diamankan dari gangguan hewan lain. Yakni selalu dikontrol dan kandang
dibersihkan dari hewan-hewan kecil. Sebab jika tidak cepat, akan
didahului dan dimakan semut.
Branjangan bertelur antara 3 hingga 4 butir. Tetapi terkadang ada
yang tidak jadi atau pecah. Saat menetas atau ketika indukannya meloloh
piyik, porsi makanan harus diperbanyak. Karena piyikan butuh energi yang
banyak agar dapat bertahan hidup. Jika piyik sudah berumur beberapa
hari, perawat bisa lebih sering keluar masuk kandang untuk mengontrol
perkembangan piyik. Selama proses tersebut, branjangan jantan terlihat
lebih aktif mencari makanan, sedangkan betina lebih banyak menunggu di
sarang.
+KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama adalah
menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa
birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu
memberikan asupan pakan yang bisa memunculkan birahi burung, baik untuk
jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda menggunakan multivitamin dan multi
mineral yang dilengkapi dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai
bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan burung
indukan. Anda bisa misalnya menggunakan BirdMature.
Fungsi utama BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet produksi. Meskipun indukan jantan
dan betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga melakukan
perkawinan. Atau kalau melakukan perkawinan tidak terjadi pembuahan.
Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang kosong sampai masa
pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di atas adalah karena
datangnya masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan.
Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan menggunakan BirdMature / BMR sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama BirdMature/ BMR memang meningkatkan fertilitas dan
menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun dia memiliki fungsi lain,
yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan (burung-burung muda),
menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan
pertumbuhan bulu burung.
Banyak burung piyikan mati disebabkan dia kekurangan asupan yang
seharusnya tersimpan secara normal ketika dia masih dalam bentuk telur.
Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian anakan piyikan burung bisa
ditekan.
PEMISAHAN PIYIK
Pemisahan bisa dilakukan jika piyik sudah berusia antara 8-15 hari.
Namun apabila kondisinya masih perlu diloloh induknya, sebaiknya jangan
dulu dipisah. Terlalu cepat memisahkan piyik dari induknya ada segi
positif dan negatifnya. Namun sebenarnya tidak terlalu masalah jika
perawat selalu memperhatikan perkembangan piyik. Sisi positifnya piyik
lebih mudah dikontrol perawatnya khususnya dari gangguan hewan lain atau
bahkan induknya sendiri. Selain itu, jika dipisahkan lebih dini piyik
akan jinak pada perawatnya.
Dampak negatifnya jika terlambat memisahkan, piyik sulit dijinakkan
dan bersifat liar karena sudah dewasa ketika berada di kandang. Selain
itu resiko gangguan binatang lain lebih besar. Tetapi seandainya diloloh
sendiri, apabila si perawat terlalu kasar atau tidak memahami keinginan
piyik, bisa berakibat kematian.
Untuk meloloh piyik makanan harus dilembutkan terlebih dahulu. Begitu
pula pemberian jangkrik atau walang dipilih yang masih clondo dan harus
dipotong-potong. Piyek yang sudah berumur di atas 20 hari, resiko
kematiannya sangat kecil asalkan tidak terlambat memberi makanan. Jika
belum tumbuh bulu sayap, saat tidur harus diberi alas kain untuk
penghangat.
PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
1. Mabung tidak segera tuntas: Branjangan yang proses mabungnya terlalu lama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan bulu baru.
Berbeda dengan kenari misalnya, branjangan tidak suka “ngemil”.
Artinya, proses mabung menjadi lamban karena tidak cukup energi untuk
mendorong pertumbuhan bulu secara cepat. Bulu-bulu dan selongsong bulu
terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut
keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta
memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein).
Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis
ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi
keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan
tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup
untuk membentuk bulu secara sempurna.
Untuk menyediakan jenis protein yang diperlukan branjangan, bisa kita
sediakan BirdVit dan/atau BirdMolt. Kedua multivitamin ini tidak hanya
membuat burung fit, tetapi juga mendapatkan asam amino yang cukup untuk
pertumbuhan bulu.
2. Sehabis manbung tidak cepat bunyi disebabkan
masa rekondisi burung terlalu lama. Untuk mempercepat rekondisi ini pula
bisa diberikan BirdVit untuk rawatan harian selama dan sehabis mabung.
Alternatif lain, Anda bisa menyediakan undur-undur sebagai extrta
fooding (EF) branjangan. Cari saja binatang kecil itu (rata-rata
seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15 ekor. Tebar ke ke dalam
bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan. Langkah ini bisa
dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang
gacor, agar mudah terpancing dan kembali bunyi.
3. Bulu mudah rontok terutama disebabkan oleh serangan parasit (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.
Pastikan kita menyemprot burung sebulan sekali dengan FreshAves.
sumber : http://omkicau.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar